telah terbakar hari - hari putih ,
antara episod cinta purba ,
sebuah kematian tidak dapat ditahan ,
tangis duka dicempung ke muara ,
bingkas engkau bangkit di tengah bukit .
tiada lagi dendangan lagu sukma ,
rindu terpancar pada sebuah dangau usang ,
membina tembok persoalan pada laut kerinduan ,
berdiri engkau mendepang tangan ,
menanti siang kembali meronai mentari ,
luka dan nanah silih bertindih kepalsuan .
tiada kanvas yang tidak diwarnai sengsara ,
meruntun kaki pengembara lewat suatu senja ,
roti dan keju sudah hilang wanginya ,
setelah sekian lama dihidu tikus - tikus mondok ,
membiak di celah runtuhan mahligai ,
batu - batan yang tidak pernah tersusun ,
serpihan tulang - tulang tidak sempat dimakamkan .
pedihnya episod cinta seorang pengembara ,
dari sebuah naskah percintaan ,
tanpa dialog; tanpa aksi; tanpa arahan .
No comments:
Post a Comment