ilmuKU , duniaKU - menjana kepintaran melalui Al-Quran.
keep on reading & I will not stop blogging.

Adat bersaudara, saudara dipertahankan; adat berkampung, kampung dijaga; adat berbangsa, perpaduan bangsa diutamakan.

Friday, February 4, 2011

Revolusi Islam, Kemuliaan Manusia dan Perlindungan Hak Perempuan


MONDAY, 31 JANUARY 2011 15:07   PDFPrintE-mail

Perawat Perempuan Iran
Kita tengah berada di hari-hari menjelang peringatan 32 tahun kemenangan Revolusi Islam Iran. Revolusi yang menang di bawah pimpinan oleh Imam Khomeini ra dan berhasil meraih kesuksesan penting yang membuat revolusi ini berbeda dari revolusi-revolusi lain yang pernah ada. Satu dari capaian Revolusi Islam adalah perhatian besar terhadap kemuliaan manusia, baik itu perempuan atau pria. Imam Khomeini ra menyeru masyarakat untuk memperhatikan dengan cermat potensi dan kemampuan yang dimilikinya serta menasihati mereka agar tidak bersandar pada orang lain, tetapi menaati dan meminta pertolongan dari Allah Swt.
Kemuliaan manusia menduduki posisi yang sangat penting dalam ajaran Islam. Terkait cara pandang ini, Islam melihat manusia sebagai makhluk termulia yang pernah diciptakan oleh Allah. Manusia juga memiliki potensi yang membuatnya sampai pada derajat manifestasi dan penjelmaan Allah di bumi. Bila memang demikian, sudah barang tentu cara pandang ini menuntut adanya kelaziman. Kemuliaan manusia dalam Islam menuntut manusia untuk melindungi pribadi dan hak asasinya dan tidak boleh ada seorangpun yang dapat menghilangkan hak itu dari manusia. Dalam sejarah perilaku Imam Khomeini ra dan seperti yang tertera dalam UUD Republik Islam Iran, ditekankan secara berulang-ulang agar menghormati kemuliaan manusia.
Berdasarkan Pasal 20 UUD Iran disebutkan, Seluruh rakyat baik pria maupun perempuan memiliki kesetaraan hak asasi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dalam Pasal 21 UUD disebutkan, Pemerintah wajib menjamin hak-hak perempuan di seluruh bidang dan menyiapkan sarana yang kondusif juga pertumbuhan kepribadian perempuan dan menghidupkan hak materi dan spiritualnya. Dokumen Program Pembangunan 20 Tahun Republik Islam Iran juga memandang secara khusus peningkatan posisi perempuan di pelbagai bidang.
Munculnya Revolusi Islam di Iran telah menciptakan perubahan dalam cara pandang terhadap perempuan. Pasca Revolusi Islam, masalah kemuliaan manusia terutama terkait perempuan di pelbagai aspek, baik individu maupun sosial mendapat penekanan yang lebih. Imam Khomeini ra menilai pribadi perempuan sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari peran pria di tengah masyarakat. Imam Khomeini ra menjelaskan masalah ini dalam pelbagai kesempatan dan bentuk yang berbeda-beda. Imam Khomeini ra punya keyakinan bahwa posisi perempuan adalah membentuk manusia dan dengan demikian, bila perempuan tidak ada berarti pembentuk manusia dicerabut dari sebuah bangsa. Tidak adanya fungsi pembentuk manusia dalam sebuah bangsa berarti kegagalan dan degradasi.
Menurut Imam Khomeini ra, perempuan adalah sumber segala kebaikan. Kebahagiaan dan kehancuran sebuah masyarakat bergantung pada perempuan. Pada hakikatnya, dapat dikatakan bahwa pasca Revolusi Islam Iran, posisi perempuan Iran semakin membaik dengan penekanan pada nilai-nilai perempuan muslim. Pencetus ide-ide ini adalah Imam Khomeini ra. Beliau dalam Surat Wasiat Ilahi dan Politiknya menyebut perempuan merupakan kebanggaan Republik Islam Iran.
Di setiap masyarakat, perempuan sebagai bagian darinya memiliki hak dan pada gilirannya lewat hukum ada aturan tersendiri terkait perempuan yang dipengaruhi oleh budaya dan keyakinan masyarakat. Iran termasuk negara-negara yang meninggikan posisi kemanusiaan perempuan dan mengaktualisasikan potensi mereka.
Maryam Mojtahed Zadeh, Ketua Pusat Urusan Perempuan dan Keluarga Iran mengatakan, "Kemenangan Revolusi Islam Iran dan tuntunan Imam Khomeini ra telah membuka babak baru bagi perempuan Iran. Berdasarkan dua poin penting ini kita dapat menyaksikan upaya keras di bidang hak perempuan dan tersedianya sarana bagi pertumbuhan dan kemajuan mereka."
Jelas, perempuan Iran dengan mempertahankan ciri khas jiwa dan badannya setara dengan pria dari sisi hukum. Menurut Imam Khomeini ra, perempuan dalam pemerintahan Islam memiliki hak yang sama seperti yang dimiliki pria, seperti hak pendidikan, pekerjaan, kepemilikan, suara dan lain-lain.
Satu dari perkembangan terbaru yang muncul dari balik Revolusi Islam adalah perubahan jiwa dan pemikiran perempuan. Sebelum revolusi, perempuan Iran bukan hanya dipandang sebagai alat dan produk serta disalahgunakan, tapi dari sisi pemikiran mereka juga tertawan oleh budaya asing. Oleh karena itu, pasca kemenangan Revolusi Islam, senantiasa kita menyaksikan partisipasi aktif perempuan di pelbagai bidang, seperti pada Perang Pertahanan Suci selama 8 tahun menghadapi agresi militer Saddam Husein, pembangunan dan kemajuan sains.
Doktor Paul Sprachman, penulis dan penerjemah Amerika yang menerjemahkan buku "Da" yang berisikan memoar seorang perempuan Iran di perang itu. Tujuan Sprachman menerjemahkan buku ini adalah memberikan gambaran yang benar dan transparan tentang perempuan Iran di Amerika. Ia mengatakan, "Dalam perjalanan yang saya lakukan di Iran, saya menyaksikan aktivitas luas perempuan Iran di tengah-tengah masyarakat. Saya yakin perempuan Iran lebih kuat dari prianya. Oleh karena itu saya senang dapat menerjemahkan buku ini agar dapat memberikan gambaran yang benar tentang perempuan Iran kepada masyarakat dunia."
Kini tiba saatnya kita meneropong pelbagai aktivitas keilmuan perempuan Iran. Di tahun-tahun sebelum Revolusi Islam, jumlah perempuan Iran yang melek huruf dan mereka yang berpendidikan sangat sedikit. Namun saat ini kondisi budaya sudah sangat mendukung, sehingga selain meningkatnya angka melek huruf di kalangan perempuan Iran, dorongan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi lebih besar. Kini lebih dari 60 persen mahasiswa Iran berasal dari kalangan perempuan.
Pasca Revolusi Islam, berkat penekanan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait Gerakan Produksi Ilmu di Iran, negara ini menyaksikan aktualisasi potensi perempuan Iran. Mereka muncul menjadi generasi perempuan kreatif dan berpartisipasi aktif di setiap lomba olimpiade ilmiah. Nasrin Soltankhah, Penasihat Presiden urusan Perempuan menilai kecemerlangan Iran di bidang keilmuan dikarenakan rasa percaya diri yang diberikan Imam Khomeini ra dan Ayatullah Sayid Ali Khamenei kepada rakyat, khususnya kalangan perempuan.
Elaheh Sadat Naghib, peraih medali emas perbintangan tahun 2007 yang berkeinginan memberikan hidupnya lebih jauh untuk mengenal ilmu perbintangan mengatakan, "Saya menilai kewajiban pribadi dan pemuda Iran pada tekad yang tinggi dan aktualisasi segala potensi diri agar kami dapat meraih puncak keberhasilan dengan bantuan ilahi."
Revolusi Islam Iran telah menampilkan sebuah teladan baru perempuan berdasarkan ajaran Islam, di mana perempuan berpartisipasi aktif di dalam dan luar rumah. Model perempuan dalam Islam ini, bertentangan dengan Barat di mana kemuliaan dan kehormatan perempuan mendapat perhatian lebih, sehingga ia tidak dipandang sebagai alat dan disalahgunakan. Selain aktivitas sosial yang bermanfaat, perempuan juga punya peran penting dalam mempertahankan kehangatan keluarga. (IRIB/SL)

No comments:

Post a Comment