
Tiadalah yang lebih susah, berjuang menentang amarah
Mempertahankan Haq, menyatakan yang batil
Tiadalah yang lebih payah, diri terkorban dengan darah
Memilih mati berdarah daripada atas katil
Tiadalah makna diri berbangsa
Menang bersorak negara terjajah
Ada kuasa tiada daya
Kecut perut lalu mengalah
Ada kemajuan lebih banyak kemunduran
selangkah maju mundur sepuluh langkah
ada ketua mintak perlindungan
menagih untung bila memangkah
Yang disebut-sebut mengenang budi
Kami telah banyak menabur berbakti
Kamu mesti pangkah kami
Yang berbudi harus diundi
Siapa yang patut dibagi?
Sesiapa yang pandai menabur janji
Sesiapa yang baik hati
Sesiapa yang sisipkan RM di celah jari
Siapa Tuan siapa hamba
Siapa amah siapa tuan rumah
Siapa pengurus siapa abdi
Siapa penjual siapa pembeli
Tiadalah yang lebih payah, punya bangsa tiada kuasa
Lebih payah hidup daripada zaman penjajah
Membara obor perjuangan bangsa
Mengejar kematian biarpun bermandi darah
Alangkah indah punya bangsa punya kuasa
Punya agama, punya bahasa, punya budaya.
Alangkah indah punya negara, sendiri perintah
Punya mandat tak perlu dibahagi-bahagi
Maafkanku Jebat!
Khayalan ini cukup berlebihan
Mati mu sia-sia
Tiada pengajaran dijadikan sandaran
Bila hari-hari akhir
Dalam mengenang kematian mu
Maafkanku Jebat
Langkah derhakamu punya asbab
Meninggalkan cerita
Untuk anak cucu hari ini
Pejuang kebenaran mati
Matinya sebuah kebenaran
Hidupnya sebuah kepura-puraan
Bangsamu terjajah, menjadi hamba
Dalam negara, menjadi sengsara.
Bumi yang dipijak, menjadi api
Tanah yang dipijak menjadi duri
Maafkanku Jebat !
Talkin bangsamu akan diluncurkan
Mendodoikan irama
Selamat tinggal Melayu...
No comments:
Post a Comment